Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak
tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya
lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan
tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg
atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam
kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan,
kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan
juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa
seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan
dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata,
bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada
dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh
sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia
sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pemah memperkosanya.
Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana
pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.
(b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi
sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang
hebat akan terjadi.
(2) Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari
phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dari
obyek
yang ditakutkannya. Misalnya seorang
gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering
diberi balon karet oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam
suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman
yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi
terhubung dengan balon karet.
(3) Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya
secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah
perbuatan meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari
kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki
bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering
alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain
Menurut Sigmund Freud, kecemasan
dibagi menjadi tiga macam, yakni : kecemasan tentang kenyataan/obyektif;
kecemasan neurotis, dan kecemasan moril.
Dari ketiga macam kecemasan tersebut
sebenarnya tidak ada perbedaan dari segi jenisnya. Semuanya mempunyai satu
sifat yang sama, yaitu tidak menyenangkan dari mereka yang mengalaminya. Mereka
(tiga macam kecemasan) hanya berbeda dalam hubungan sumbernya. Kecemasan
tentang kenyataan, sumber dari bahaya itu terletak dalam dunia luar. Kecemasan
neurotis, ancaman terletak dalam pemilihan obyek secara naluriah dari id. Kecemasan
moril, sumber ancaman adalah hati nurani dari super ego.
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia
luar. Bahaya adalah sikap keadan dalam lingkungan seserang yang mengancam untuk
mencelakakannya. Pengalaman bahay dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat
pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi
takut kalau ia berada di dekat dengan benda- benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya. Misalnya, ketakuatn terhadap kegelapan muangkin
merupakan pembawaan dari generasi sebelumnya.
Rasa ketakutan atau kecemasan ini
lebih mudah diperoleh selama masih bayi atau kanak- kanak, karena organisme
yang masih muda lemah dalam menghadapi bahaya- bahaya dari luar dan sering kali
dikuasai oleh ketakutan egonya belum berkembang sampai titik, dimana organisme
dapat menguasai rangsangan- rangsangan yang jumlahnya berlebihan. Bayi yang
baru lahir dihujani rangsangan- rangsangan yang berlebihan dari luar, yang mana
selama dalam kandungan mendapat lindungan, sehingga menyebabkan bayi tidak siap
sama sekali. Selama tahun- tahun permulaan bayi, banyak menghadapi keadaan lain
yang sulit untuk dihadapinya, bila dalam kemudian hari mengancam hidupnya
sampai keadaan tak berbahaya, bayi akan mencetuskan keadaan cemasnya. Itulah
sebabnya kita perlu melindungi anak yang masih kecil terhadap pengalaman-
pengalaman traumatic (pengalaman kecemasan).
Kecemasan neurotis (saraf),
ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Kecemasan
neurotis dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
- bentuk kecemasan yang berkisar dengan bebas dan
menyesuaikan dirinya dengan segera pada keadaan lingkungan yang kira- kira
cocok. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah,
yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
- bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia).
Sifat khusus dari pobia adalah bahwa, intensitit ketakutan melebihi
proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkannya. Misalnya,
seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak
mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah di analisis; ketika masih
kecil dulu ia sering diberi balon oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk
adiknya, sehingga ia mendapatkan hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman
yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon
karet. Phobia juga dapat diperbesar leh kecemasan moril, oleh benda yang
diinginkan tetapi ditakutkan adalah sesuatu yang mlanggar ideal dari super
ego. Misalnya, seorang wanita mungkin merasakan suatu ketakutan irrasional
untuk diperkosa karena sebenarnya ia ingin mendapatkan serangan seksual
tapi super egonya memberontak terhadap keinginan ini. Ia takut terhadap hati
nuraninya sendiri.
- reaksi gugup atau setengah gugup, reaksi ini munculnya
secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini
adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seserang
dari kecemasan neurotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan
sesuatu yang dikehendaki oleh id. Meskipun ego dan super ego melarangnya.
Kecemasan neurotis selalu
berdasarkan kecemasan tentang kenyataan, dalam arti kata bahwa seseorang harus
menghubungkan suatu tuntutan naluriah dengan bahaya dari luar sebelum ia
belajar merasa takut terhadap naluri- nalurinya. Selama suatu peredaran
naluriah tidak berakhir dengan suatu hukuman, orang tidak usah merasa takut
terhadap cathexis byek dari naluri- naluri. Akan tetapi, karena perbuatan yang impulsif
membawa seseorang kedalam suatu kesulitan, ia pun menyadari bagaimana
berbahayanya naluri itu. Tamparan, pukulan dan lain- lain bentuk hukuman
menunjukkan pada seoorang anak, bahwa pemuasan naluri secara impulsif menuju
kepada suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Anak akan mendapat kecemasan
neurotis kalau ia dihukum karena bertindak secara impulsif.
Kecemasan moril, merupakan suatu
perasaan bersalah atau malu dalam ego, yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan
mengenai bahaya dari hati nurani. Hati nurani sebagai wakil di dalam tubuh dari
kekuasaan orang tua mengancam untuk menghukum seseorang karena sesuatu
perbuatan atau pikiran yang melanggar tujuan yang sempurana dari ego yang ideal
yang diletakkan di dalam kepribadian oleh orang tua. Sebagaimana halnya.dengan
kecemasan neurotis,sumber kecemasan moril terletak dalam struktur
kepripadian,dan sebagaimana halnya dengan kecemasan neurotis,orang tidak dapat
melepaskan diri dari perasaan bersalah dengan jalan melarikan diri dari
padanya.
Kecemasan moril mempunyi ikatan yang
erat dengn kecemasan neurtis,karena musuh-musuh utama dari super ego adalah
pemilihan obyek dari id.Adalah suatu ironi dari penghidupan orang yang
berakhlaq. Sebab dari pada ini ialah bahwa karena hanya berfikir untuk
melakukan sesuatu yang buruk saja telah menjadikan orang yang berakhlaq merasa
malu. Seseorang yang banyak melakukan penguasaan diri sudah pasti akan banyak
memikirkan tentang godaan dari naluri-naluri,karena ia tidak menemukan Saluran
yang lain untuk keinginan-keinginan nalurinya. Rang yang kurang berakhlaq tidak
memiliki superego yang demikian kuatnya,sehingga ia tidak lebih mungkin
merasakan gangguan dari hati nuraninya,kalau ia berfikir atau berbuat sesuatu
yang tidak sesuai dengan kode moril.
Kecemasan adalah peringatan pada
ego,bahwa ia berada dalam bahaya. Dalam hal kecemasan obyektif,jika seseorang
tidak mengindahkan peringatan itu,sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya.
Dengan memberikan perhatian atas peringatanitu,seseorang mungkin
dapat menghindarkan kecelakaan yang akan terjadi.baik dalam kecemasan
neurotis maupun kecemasan,bahaya terletak di dunia luar dan juga bukan luka
berupa sesuatu luka- luka badan atau kekurangan jasmaniah yangdi takutkan
orang.
Perasaan bersalah pada hakekatnya
mungkin menjadi demikian tidak tertahannya,sehingga orang yang bersalah dapat
berbuat sesuatu untuk mengundang hukuman dari sumber di luar untuk
menghilangkan perasaan bersalahnya dan mencapai kelegaan. Tekanan yang terus
menerus dari kecemasan neurotis mugkin menyebabkan seseorang menjadi kehilangan
akalnya dan melakukan sesuatu yang sangat impulsif. Akibat dari perbuatan
impulsif ini di anggap kurang menyakitkan pada kecemasan itu sendiri. Kecemasan
neurotis dan moril bukan saja merupakan tanda bahaya untuk ego, tetapi kecemasan
itu sendiri adalah suatu bahaya.
Manusia diciptakan oleh tuhan dengan
segala sifat yang paling sempurna diantara makhluk yang ada di bumi ini, sifat
itu adalah cipta, rasa dan karsa. Tetapi dengan adanya sifat itu manusia
menjadi tamak, loba, kikir, iri, dengki, dsb, apabila manusia tidak dapat
mengatur , menguasai, atau mengekang hawa nafsunya ataupun bertindak yang
negatif.
Sifat tamak, kikir, iri, dan dengki
adalah sifat yang sangat tidak terpuji baik dihadapan sesama mannusia apalagi
dihadapan Tuhan pencipta alam dan isinya. Dengan adanya sifat ini manusia akan
mengalami rasa khawatir, takut, cemas, bahkan putus asa.
Bagi manusia yang menyadari akan hal
ini, perasaan tersebut di atas dipandangnya sebagai penyakit kejiwaan yang
sangat tidak menyenangkan bagi meanusi tersebut, sehingga dengan bekal
kesadarannya tersebut ia berusaha untuk mengeluarkan perasaan cemasnya dari
dalam dirinya. Perasaan- persaan cemas, gelisah, khawatir, benci, dongkol, dan
perasaan negatif lainnya sangat sukar untuk diberantas. Perasaan- perasan itu
demikian hebatnya sehingga bisa mendesak dan mengusir pikiran- pikiran kita
yang tentram dan senang, segar dan damai.
Biasanya orang yang mengalami sulit
untuk memikirkan hal-hal yang perlu untuk dilaksanakan dalam mengurangi rasa
kecemasan tersebut, untuk itulah perlu melakukan perbuatan yang tanpa banyak
memerlukan pikiran,dengan berbuat demikian orang akan menjadi sibuk,sehingga
rasa cemas ataupun khawatir dalam pikirnya akan terlupakan.Hal ini sesuai
dengan pendapat dari James L. Mursell,Guru besar dalam mata pelajaran Pedagogi
pada sekolah guru di Columbia,dengan jitunya mengatakan: “Anda akan digoda oleh
kecemasan,ketakutan,kekhawatiran tidak selamanya anda asyik dan sibuk,akan
tetapi setelah selesai dengan pekerjaan anda,pada saat itulah angan-angan anda
menjadi liar dan anda akan merenungkan hal-hal yang bukan-bukan yang gila-gila
dan setiap kesalahan tampak besar-besar seperti gunung.Motor jiwa kita berkutat
untuk membebaskan diri dari rasa khawatir ialah kesibukan dan mengerjakan
sesuatu yang konstrukif atau membangun”.Dengan kesibukan yang tiada hentinya
fisik manusia akan mengalami kelelahan ataupun keletihan,sehingga tinggal
memerlukan istirahat atau tidur yang tenang dan nyenyak tanpa memikirkan lagi
terhadap masalahnya,yaitu kecemasan.
Ada suatu cara lain yang mungkin
juga baik untruk digunakan dalam mengatasi kecemasan tersebut dengan memerlukan
sedikiyt pemikiran yaitu,pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri
(instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan
sebagainya.apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh
kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya,kita dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena tidak semua pengalama di dunia
ini menyenangkan.Yang ke2,kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah
dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.dan yang
ke3,dengan bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa
kita.
Ada suatu cara paling ampuh dalam
menghadapi segala situasi dan kondisi yang bagaimanapun termasuk kecemasan ini
yaitu kita berdoa kepada tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan
ikhlas,sehingga ia mau mengabulkan permhonan kita dari perasaan kecemasan
ini,sebab tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih
dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadanya.
Dalam kehidupan ini setiap manusia
mempunyai harapan-harapan dan setiap manusia mempunyai hak untuk itu,tidak
seorang pun dapat menghalanginya.Untuk mencapai harapan-harapan itu manusia
berusaha,yang mungkin usahanya itu dengan mengorbankan apa saja dengan kata
lain manusia berusaha dengan sekuat tenaga,setelah berusaha maka orang-orang
itu dengan gelisah menunggu dan menanti bagaimana hasil usaha mereka,sesuaikah
dengan apa yang mereka korbankan,berhasilkah atau mereka harus kecewa karena
gagal.
Seringkali dalam menungu hasil-hasil
usaha mereka,mereka itu tidak sabar,hati mereka tidak tentram,tidak damai dan
lain sebagainya sampai-sampai mereka jarang menggunakan akal sehatnya.Untuk itu
disini kami akan mencoba memberi uraian mengapa kita gelisah,mengapa kita
merasa khawatir,mereka tidak tentram dan hati kita berdebar dalam menuggu di
samping itu pula akan di uraikan mengapa dan apa penyebabnya kita merasa
demikian serta bagaimana cara menanggulangi kegelisahan dan kekhawatiran yang
kita alami.Disini kami mencoba memberikan gambaran cara penecahan rasa gelisah
yang mungkin dialami,sebab seringkali orang yang mengalami kegelisahan
menanggulangi atau menyalurkan dengan hal-hal yang bersifat negatif. Sudah tentu
cara-cara ini tidak benar, hal ini terjadi karena dalam pemecahan masalah ini
mereka tidak menggunakan akal sehat, dengan kata lain emosi dan ratio mereka
tidak stabil lagi dan kadang-kadang malah emosi mereka lebih menonjol sehingga
tindakan- tindakan mereka tidak terkontrol. Di samping itu juga kegelisahan dan
kekhawatiran ini dialami oleh setiap orang hidup dan mempunyai harapan.
Mengapa kita menjadi gelisah?
Setiap orang siapa pun orangnya itu,
baik mereka yang tingkat sosialnya tinggi, yang sosialnya sedang ataupun yang
tingkat sosialnya rendah, seperti pejabat-pejabat, orang-orang kaya, para
pegawai negeri, kuli-kuli bangunan, kuli-kuli pasar, tukang-tukang becak sampai
pada pengemis-pengemis, mereka pasti mempunyai harapan-harapan dan cita-cita,
sudah tentu sesuai dengan dengan kemampuan dan jangkauan pikiran mereka.
Dan karena cita-cita dan
harapan-harapan itulah mereka berusaha untuk mencapainya dan setiap orang
berhak untuk itu dengan demikkian tidak seorangpun dapat melarang dan
menghalangi seseorang untuk mencapai cita-citanya. Dari usaha-usaha mereka
untuk mencapai apa cita-cita dan apa harapan mereka,suatu saat mereka akan
menunggu jawaban dari hasil jerih payah mereka, apakah cita-cita dan
harapan-harapan mereka itu akan tercapai atau gagal dan mereka harus kecewa.
Sering orang dengan tidak sabar
sesuatu yang menjadi harapan mereka seperti halnya pengalaman yang dialami oleh
seorang teman penulis yang menunggu seorang temannya yang telah menjanjikan
akan menjemputnya untuk menghadiri suatu pesta ulang tahun teman lainnya
bersama-sama.Mereka berjanji bahwa pada pukul 06.30 mereka akan bertemu di
rumah saya untuk bersama-sama menuju ke rumah teman yang berulang tahun, tetapi
entah karena apa katakanlah si penjemput tidak datang pada waktunya yang telah
disepakati bersama.Dengan gelisah teman penulis menunggu si penjemput,tentu
saja di iringi dengan dugaan-dugaan sedikit cemas dan hati berdebar memikirkan
apa gerangan yang terjadi pada si penjemput.Walaupun ia telah berusaha
merintang waktu dengan membaca majalah ataupun koran yang memang tertumpuk di
meja tamu sambil mendengarkan nyanyian dari tape recorder,tetapi semua itu
tidak dapat menentgramkan hatinya,dan suatu saat ia mondar-mandir antara pintu
luar dan ruang tamu untuk melihat jangan-jangan ada yang menjemputnya saat itu.
Karena ia sudah memperkirakan tak
ada yang mungkin diajak pergi ke pesta ulang tahun temannya lagi,walaupun
dengan agak kecewa,dan sedikit mendongkol akhirnya teman saya itu tidak jadi
pergi ke ulang tahun temannya itu. Entah mungkin karena keinginannya yang tak
tercapai, mungkin karena kecewa tak jadi bergembira mengahadiri pesta ulang
tahun, atau karena cenas memikirkan apa yang terjadi pada sipenjemput sehingga
sipejemput tidak datang, hatinya tidak tenteram, merasa cemas, jangan-jangan
terjadi sesuatu pada sipenjemput, merasa bersalahdan malu karena tidak hadir
pada pesta ulang tahun temanya sampai-sampai teman penulis tidak bisa tidur,
karena gelisah menyelimutinya malam itu.
Lain cerita lagiyang sering penulis
jumpai di rumah-rumah sakit baik itu rumah sakit umum maupun rumah sakit
bersalin, seringkali kita temukan dirimah sakit bersalin musalnya seorang bapak
sebentar-sebentar melihat ke pintu dimana seorang ibu hamil sedang melahirkan
putranya atau mungkin tanpa disadari seorang bapak telah beberapa kali berjalan
mondar-mandir didepan sebuah pintudan kadang-kadang seorang bapakmuda dengan
gelisahnya menunggu sampai-sampai tanpa disadari ia telah menghisap
berbatang-batang rokok tanpa istirahat sedikitpun ia merokokterus dan apabila
terdengar jeritan tangis ia sedikit terkejut dan entah perasaan apa yang
meliputinya lagi,apa lagi ia menantikan kelahiran putranya yang pertama. Dan
bila pintu di depanya terbuka dengan cepat ia menyongsongnya, ia akan
bertanya-tanya terkabulkah harapanya?
Satu cerita lagi yang mungkin dapat
menerangkan bahwa setiap manusia dapat mengalamin kecemasan, keresahan hati dan
diliputi dengan rasa khawatir serta hati yang tidak tenteram. Sudah dikatakan
tadi bahwa hal tersebut dialami oleh semua lapisan masyarakat seperti misalnya
gelandangan-gelandangan yang bermukim dibawah-bawah jembatan-jembatan atau
diderah-daerahyang terlarang untuk tempat tinggal sehingga mungkin mengganggu
keindahan kota atau karena bahaya bagi jiwa mereka.
Bagaimanapun mereka adalah
saudara-saudara kita yang tak mampu, mereka membangun rumah-rumah dari kardus-
kardus untuk berlindung dari hujan dansengatan matahari, sudah barang tentu
mereka tentumereka ingin dan berharapan untuk dapat bermukim disitu lebih lama
dan walaupun demikian merasa selalu cemas, setiap saat mereka gelisah
jangan-jangan turun hujan dan banjir sehingga gubuk-gubuk mereka terbawa arus
lalu mereka haris berlindung di mana, di saat matahari teerik menyinari bumi.
Dari cerita-cerita yang penulis
kemukakan dapat diketahui bahwa siapapun dapaat gelisah hal tersebut terjadi
karena mungkin disebabkan harapan-harapan mereka tak terpenuhi, karena menunggu
sesuatu,seperti menunggu jawaban apakah harapannya tercapai,menunggu giliran
imunisasi anak-anak kecil dimana imunisasi itu sering diadakan pada
sekolah-sekolah dasar yang pernah juga penulis alami,menunggu kelahiran anak
pertama,menunggu hukuman dari ibunya,pada anak kecil yang merasa bersalah
karena melakukan sesuatu yang dilarang oleh ibunya seperti bermain-main hujan
sampai bajunya basah atau menunggu pengumuman apakah diterima di perguruan
tinggi.
Seringkali karena hasil suatu
pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan seperti halnya apa yang
telah dialami oleh insinyur perintis industri alat-alat conditioning dan
mengepalai perusahaan Carrier Corporation,insinyur ini bernama Cattier.Pada
suatu ketika ia mendapat tugas memasang alat pembersih gas pada suatu pabrik
PITSBURGH PLATE-GLASS Company di Crystal City yaitu suatu pabrik yang bernilai berjuta-juta
dollar.
Alat itu dimaksudkan untuk
membersihkan gas,dapat menyala terus tanpa mengotori mesin.Setelah pemasangan
alat itu memang dapat bekerja tetapi tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan.Dengan adanya peristiwa itu Cattier sangat merasa seolah-olah
kepalanya dipukul dengan benda yang sangat kerasnya.Hal itu karena diliputi
oleh rasa bersalah,ia merasa semua bergoncang tidak ada yang beres,begitu
gelisah dan khawatirnya sampai-sampai dia tak dapat tidur karena ia merasa
tindakannya tidak sesuai dengan etika.Bisa juga orang merasa bersalah yang
terus menerus seolah-olah ia dikejar oleh rasa bersalah itu.Seperti cerita
seorang pengendara mobil yang di luar dugaannya ada seorang yang menyebrang
jalan sehingga ia tak dapat menguasai kendali mobilnya dan terjadilah
kecelakaan itu,ia membuat si korban cacat seumur hidup,walaupun si korban telah
berdamai tetapi si pengendara terus menerus dikejar rasa bersalah.Hal tersebut
begitu menakutkan sampai si pengendara takut mengendarai mobil dalam jangka waktu
begitu lama.Setiap ia mengendarai mobil ia takut jangan-jangan peristiwa itu
terjadi lagi.
Untuk merintang waktu dalam
mengendalikanrasa gelisah sementara untuk melepaskan suasana hati yang tidak
tentram ada yang mengisi waktu dengan kegiatan seperti membaca,merokok,mempermainkan
suatu benda.Semua tindakan itu tidak dapat menentramkan kegelisahan yang kita
alami secara tuntas.semua tindakan itu hanya dalam menghilangkan rasa gelisah
sementara kita hanya dapat melupakan kegelisahan itu sejenak tetapi ada juga
orang yang sama sekali tidak dapat melupakan kegelisahan walaupun hanya
sejenak,sehingga kegelisahan tercermin pada air muka gerak-gerik tindakannya
tidak teratur,bicaranya cepat dan kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang
dimaksud sehingga kawan bicaranya itu bingung.Tetapi contoh-contoh di atas
dapat kita sadari apapun kegelisahan itu tidak akan dapat menyelesaikan suatu
masalah atau menghalau situasi buruk apapun dengan baik.